Proposal Thesis
Latar Belakang Masalah
Batusangkar merupakan ibukota Kabupaten Tanah Datar yang dikenal sebagai “Luhak Nan Tuo”. Kota Batusangkar sendiri terletak pada tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, dan Kecamatan Sungai Tarab. Selain terletak di tiga kecamatan, Batusangkar juga terletak antara dua nagari yaitu Nagari Baringin dan Nagari Pagaruyung. Sebagai ibukota kabupaten, Batusangkar tidak sebagai pusat pemerintahan karena hampir semua pusat perkantoran berada di Nagari Pagaruyung.
Selain menjadi ibukota kabupaten, Batusangkar merupakan pusat pasar dan dijadikan Pasar Serikat di Kabupaten Tanah Datar. Hal ini karena Barusangkar diapit oleh dua buah nagari yaitu Nagari Pagaruyung dan Nagari Baringin. Hasil dari Pasar Batusangkar digunakan untuk kepentingan pembanguan dari kedua nagari tersebut.
Selain menjadi ibukota kabupaten, Batusangkar merupakan pusat pasar dan dijadikan Pasar Serikat di Kabupaten Tanah Datar. Hal ini karena Barusangkar diapit oleh dua buah nagari yaitu Nagari Pagaruyung dan Nagari Baringin. Hasil dari Pasar Batusangkar digunakan untuk kepentingan pembanguan dari kedua nagari tersebut.
Sebelum menjadi pasar serikat, pusat pasar di Tanah Datar pada masa Kolonial Belanda bukan Batusangkar tetapi adalah Balai Selasa yang terletak di Koto Baranjak.
Batusangkar memiliki dua pasar yang bersebelahan yaitu Pasar Atas dan Pasar
Bawah. Pasar Atas terdiri dari penjual makanan mulai dari buah-buahan dan makanan
ringan lainnya, minuman seperti es teler, alat-alat untuk menjahit seperti benang, toko
Badan Pusat Statistik Kerjasama dengan BAPPEDA Kab. Tanah Datar, Tanah Datar dalam Angka 2010,
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hj. Saharudin Yusuf pada tanggal 27 Desember 2011,Pensiunan Pegawai Tata Pemerintahan Kab. Tanah Datar. Balai Selasa yang menjadi pusat pasar di Tanah Datar ini, kemudian dijadikan asrama polisi.
buku dan kaset, warung makanan dll. Pasar Bawah yang terdiri dari gedung bertingkat dua atau disebut juga “Pasar Tingkek” (Pasar Tingkat). Pada Pasar Tingkat ini terdapat berbagai tempat penjahit dan penjual dasar kain, dan pada bagian bawahnya terdapat berbagai toko mulai dari toko buku, baju, sepatu dll. Di bagian belakang Pasar Tingkat masih banyak pedagang yang berjualan seperti toko baju, pedagang buah dengan lapak yang sederhana, pedagang sayur, dan rempah-rempah.
Batusangkar memiliki dua pasar yang bersebelahan yaitu Pasar Atas dan Pasar
Bawah. Pasar Atas terdiri dari penjual makanan mulai dari buah-buahan dan makanan
ringan lainnya, minuman seperti es teler, alat-alat untuk menjahit seperti benang, toko
Badan Pusat Statistik Kerjasama dengan BAPPEDA Kab. Tanah Datar, Tanah Datar dalam Angka 2010,
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hj. Saharudin Yusuf pada tanggal 27 Desember 2011,Pensiunan Pegawai Tata Pemerintahan Kab. Tanah Datar. Balai Selasa yang menjadi pusat pasar di Tanah Datar ini, kemudian dijadikan asrama polisi.
buku dan kaset, warung makanan dll. Pasar Bawah yang terdiri dari gedung bertingkat dua atau disebut juga “Pasar Tingkek” (Pasar Tingkat). Pada Pasar Tingkat ini terdapat berbagai tempat penjahit dan penjual dasar kain, dan pada bagian bawahnya terdapat berbagai toko mulai dari toko buku, baju, sepatu dll. Di bagian belakang Pasar Tingkat masih banyak pedagang yang berjualan seperti toko baju, pedagang buah dengan lapak yang sederhana, pedagang sayur, dan rempah-rempah.
Kemudian mengarah ke daerah Jati terdapat Pasar ikan dan Pasar daging. Di samping kanan Pasar Tingkat terdapat bangunan toko penjual emas dan di samping kiri Pasar Tingkat terdapat bangunan toko bahan-bahan bangunan dan pedagang plastik, bunga, kaca dll.
Selain pasar, di Batusangkar juga terdapat perkampungan di antaranya; Malana Ponco, Jati, Kampung Sudut, Baringin, Belakang Pajak, Diponegoro, Jalan Minang, Kampung Baru, Lantai Batu, Parak Jua, Pasar dan Sigarunggung.nama kampung/dusun ini merupakan bagian dari Nagari Baringin, dengan kata lain wilayah Batusangkar mulai dari pasar dan kampung-kampung di sekitarnya merupakan wilayah administratif Nagari Baringin.
Seperti kota-kota lainnya, Batusangkar juga termasuk kota yang heterogen. Walaupun masih didominasi oleh penduduk lokal yaitu Minangkabau, namun ada etnis lain yang tinggal di Batusangkar seperti Etnis Keling dan Etnis Tionghoa. Etnis Keling ini merupakan campuran dari orang Arab dan India, dan nama Keling berasal dari nama wilayah di India yaitu Kalingga. Keturunan Keling yang datang ke Rekapitulasi Pendataan Keluarga tingkat desa/kelurahan oleh Nagari Baringin Kec. Lima
Kaum Kab. Tanah Datar, tahun 2010.
Nama- Batusangkar berasal dari Aceh bukan dari India langsung, karena perkampungan Keling sudah ada terlebih dahulu di wilayah Aceh dan kemudian menyebar ke Minangkabau. Selain keturunan Keling, ada orang Tamil yang memang langsung datang dari India yaitu yang berasal dari wilayah India Selatan. Menurut prasasti Bandar Bapahat, bahwa sudah lama India Tamil ini datang ke Batusangkar yaitu pada masa Kerajaan Adityawarman. Hal ini juga terbukti dari tulisan prasasti Bandar Bapahat yang beraksara Granta, yang lazim digunakan oleh orang Tamil di India Selatan.
Etnis Tionghoa atau lebih dikenal Etnis Cina, juga terdapat di Batusangkar. Ini juga ditandai dengan adanya kampung Cina yang berada di wilayah Kampung Baru. Kampung ini tidak lagi ditinggali oleh orang Cina karena setelah Indonesia merdeka penduduk Cina pindah ke daerah lain dan kampung ini diambilalih oleh pemerintah. Sebelum pengambilalihan ini, ketika Kolonial Belanda masih menguasai Batusangkar, Etnis Cina membeli tanah di daerah Kampung Baru ini kepada Belanda.
Setelah kemerdekaan, Kampung Baru dijadikan asrama tentara dan didirikan gedung-gedung sekolah. Selain itu, masih ada bekas rumah orang Cina dan kuburannya di wilayah ini. Kepindahan orang Cina ini disebabkan karena Batusangkar tidak terlalu berkembang dari segi perdagangan, karena letak Batusangkar sendiri tidak pada jalur lintas seperti Bukittinggi dan Payakumbuh.
Selain pasar, di Batusangkar juga terdapat perkampungan di antaranya; Malana Ponco, Jati, Kampung Sudut, Baringin, Belakang Pajak, Diponegoro, Jalan Minang, Kampung Baru, Lantai Batu, Parak Jua, Pasar dan Sigarunggung.nama kampung/dusun ini merupakan bagian dari Nagari Baringin, dengan kata lain wilayah Batusangkar mulai dari pasar dan kampung-kampung di sekitarnya merupakan wilayah administratif Nagari Baringin.
Seperti kota-kota lainnya, Batusangkar juga termasuk kota yang heterogen. Walaupun masih didominasi oleh penduduk lokal yaitu Minangkabau, namun ada etnis lain yang tinggal di Batusangkar seperti Etnis Keling dan Etnis Tionghoa. Etnis Keling ini merupakan campuran dari orang Arab dan India, dan nama Keling berasal dari nama wilayah di India yaitu Kalingga. Keturunan Keling yang datang ke Rekapitulasi Pendataan Keluarga tingkat desa/kelurahan oleh Nagari Baringin Kec. Lima
Kaum Kab. Tanah Datar, tahun 2010.
Nama- Batusangkar berasal dari Aceh bukan dari India langsung, karena perkampungan Keling sudah ada terlebih dahulu di wilayah Aceh dan kemudian menyebar ke Minangkabau. Selain keturunan Keling, ada orang Tamil yang memang langsung datang dari India yaitu yang berasal dari wilayah India Selatan. Menurut prasasti Bandar Bapahat, bahwa sudah lama India Tamil ini datang ke Batusangkar yaitu pada masa Kerajaan Adityawarman. Hal ini juga terbukti dari tulisan prasasti Bandar Bapahat yang beraksara Granta, yang lazim digunakan oleh orang Tamil di India Selatan.
Etnis Tionghoa atau lebih dikenal Etnis Cina, juga terdapat di Batusangkar. Ini juga ditandai dengan adanya kampung Cina yang berada di wilayah Kampung Baru. Kampung ini tidak lagi ditinggali oleh orang Cina karena setelah Indonesia merdeka penduduk Cina pindah ke daerah lain dan kampung ini diambilalih oleh pemerintah. Sebelum pengambilalihan ini, ketika Kolonial Belanda masih menguasai Batusangkar, Etnis Cina membeli tanah di daerah Kampung Baru ini kepada Belanda.
Setelah kemerdekaan, Kampung Baru dijadikan asrama tentara dan didirikan gedung-gedung sekolah. Selain itu, masih ada bekas rumah orang Cina dan kuburannya di wilayah ini. Kepindahan orang Cina ini disebabkan karena Batusangkar tidak terlalu berkembang dari segi perdagangan, karena letak Batusangkar sendiri tidak pada jalur lintas seperti Bukittinggi dan Payakumbuh.
Download Full Proposal TESIS File Type Pdf
0 komentar:
Post a Comment