Load more
Showing posts with label TESIS. Show all posts
Showing posts with label TESIS. Show all posts

SINOPSIS TESIS Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Luar Jam Pelajaran Sebagai Laboratorium Sosial Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Jepara Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaranpendidikan agama Islam (PAI) di luar jam pelajaran sebagai laboratorium sosial danjuga untuk mengetahui proses pengawasan dan penilaian pembelajaran pendidikanagama di luar jam pelajaran sebagai laboratorium sosial di SMA Negeri 1 Jepara
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
Penelitian ini dilakukan dengan melalui pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, maupun pencatatan dokumen secara sistematis. Selain itu juga diterapkan disain penelitian dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan pencatatan dengan sistematis tentang fenomenafenomena yang diselidiki.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilakukan di luar jam pelajaran merupakan kegiatan keagamaan dalam rangka mengaktualisasikan pendidikan agama yang dilakukan di dalam jam pelajaran. Pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilakukan di luar jam pelajaran seperti shalat dzuhur berjamaah, shalat jumat, shalat tarawih satu bulan
penuh, pelatihan membaca al-Qur’an bagi siswa yang mengalami kesulitan atau tidak dapat membaca al-Qur’an dengan lancar, kantin kejujuran, zakat fitrah, qurban dan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) sangat mendukung program pembelajaran keagamaan yang dilakukan secara formal, sehingga siswa mampu mengaplikasikan pendidikan agama Islam dengan baik dan benar.
Pempelajaran pendidikan agama Islam di luar jam pelajaran menggunakan pendekatan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu kurikulum yang pelaksanaannya di luar kurikulum yang telah distrukturkan dalam pelajaran atau PBM di dalam kelas. Juga menggunakan belajar aktif (active learning), di mana siswa melaksanakan kegiatan keagamaan dengan penuh tanggung jawab dan aktif serta kreatif  Faktor pendukung pembelajaran pendidikan agama di luar jam pelajaran yaitu, siswa yang relatif pintar karena proses penerimaaan dilakukan dengan cara yang cukup selektif, dukungan sekolah dan orang tua serta infrastruktur yang memadai.
Sedangkan faktor penghambat yang dihadapi guru pendidikan agama Islam dalam melakukan pembelajaran pendidikan agama Islam di luar jam pelajaran adalah masih adanya pembedaan pelajaran yang di-EBTANAS-kan dengan pelajaran yang tidak di-EBTANAS-kan sehingga terkadang dalam penerapannya di lapangan pelajaran agama selalu dinomorduakan.

Proposal Thesis Sejarah Kota Batusangkar (dari Kota Militer hingga Kota Administratif) 1821-1945

Proposal Thesis
Latar Belakang Masalah
Batusangkar merupakan ibukota Kabupaten Tanah Datar yang dikenal sebagai “Luhak Nan Tuo”. Kota Batusangkar sendiri terletak pada tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, dan Kecamatan Sungai Tarab. Selain terletak di tiga kecamatan, Batusangkar juga terletak antara dua nagari yaitu Nagari Baringin dan Nagari Pagaruyung. Sebagai ibukota kabupaten, Batusangkar tidak sebagai pusat pemerintahan karena hampir semua pusat perkantoran berada di Nagari Pagaruyung.

Selain menjadi ibukota kabupaten, Batusangkar merupakan pusat pasar dan dijadikan Pasar Serikat di Kabupaten Tanah Datar. Hal ini karena Barusangkar diapit oleh dua buah nagari yaitu Nagari Pagaruyung dan Nagari Baringin. Hasil dari Pasar Batusangkar digunakan untuk kepentingan pembanguan dari kedua nagari tersebut. 
Sebelum menjadi pasar serikat, pusat pasar di Tanah Datar pada masa Kolonial Belanda bukan Batusangkar tetapi adalah Balai Selasa yang terletak di Koto Baranjak.
Batusangkar memiliki dua pasar yang bersebelahan yaitu Pasar Atas dan Pasar
Bawah. Pasar Atas terdiri dari penjual makanan mulai dari buah-buahan dan makanan
ringan lainnya, minuman seperti es teler, alat-alat untuk menjahit seperti benang, toko
Badan Pusat Statistik Kerjasama dengan BAPPEDA Kab. Tanah Datar, Tanah Datar dalam Angka 2010,
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hj. Saharudin Yusuf pada tanggal 27 Desember 2011,Pensiunan Pegawai Tata Pemerintahan Kab. Tanah Datar. Balai Selasa yang menjadi pusat pasar di Tanah Datar ini, kemudian dijadikan asrama polisi.
buku dan kaset, warung makanan dll. Pasar Bawah yang terdiri dari gedung bertingkat dua atau disebut juga “Pasar Tingkek” (Pasar Tingkat). Pada Pasar Tingkat ini terdapat berbagai tempat penjahit dan penjual dasar kain, dan pada bagian bawahnya terdapat berbagai toko mulai dari toko buku, baju, sepatu dll. Di bagian belakang Pasar Tingkat masih banyak pedagang yang berjualan seperti toko baju, pedagang buah dengan lapak yang sederhana, pedagang sayur, dan rempah-rempah. 
Kemudian mengarah ke daerah Jati terdapat Pasar ikan dan Pasar daging. Di samping kanan Pasar Tingkat terdapat bangunan toko penjual emas dan di samping kiri Pasar Tingkat terdapat bangunan toko bahan-bahan bangunan dan pedagang plastik, bunga, kaca dll.
Selain pasar, di Batusangkar juga terdapat perkampungan di antaranya; Malana Ponco, Jati, Kampung Sudut, Baringin, Belakang Pajak, Diponegoro, Jalan Minang, Kampung Baru, Lantai Batu, Parak Jua, Pasar dan Sigarunggung.nama kampung/dusun ini merupakan bagian dari Nagari Baringin, dengan kata lain wilayah Batusangkar mulai dari pasar dan kampung-kampung di sekitarnya merupakan wilayah administratif Nagari Baringin.
Seperti kota-kota lainnya, Batusangkar juga termasuk kota yang heterogen. Walaupun masih didominasi oleh penduduk lokal yaitu Minangkabau, namun ada etnis lain yang tinggal di Batusangkar seperti Etnis Keling dan Etnis Tionghoa. Etnis Keling ini merupakan campuran dari orang Arab dan India, dan nama Keling berasal dari nama wilayah di India yaitu Kalingga. Keturunan Keling yang datang ke Rekapitulasi Pendataan Keluarga tingkat desa/kelurahan oleh Nagari Baringin Kec. Lima
Kaum Kab. Tanah Datar, tahun 2010.
Nama- Batusangkar berasal dari Aceh bukan dari India langsung, karena perkampungan Keling sudah ada terlebih dahulu di wilayah Aceh dan kemudian menyebar ke Minangkabau. Selain keturunan Keling, ada orang Tamil yang memang langsung datang dari India yaitu yang berasal dari wilayah India Selatan. Menurut prasasti Bandar Bapahat, bahwa sudah lama India Tamil ini datang ke Batusangkar yaitu pada masa Kerajaan Adityawarman. Hal ini juga terbukti dari tulisan prasasti Bandar Bapahat yang beraksara Granta, yang lazim digunakan oleh orang Tamil di India Selatan.
Etnis Tionghoa atau lebih dikenal Etnis Cina, juga terdapat di Batusangkar. Ini juga ditandai dengan adanya kampung Cina yang berada di wilayah Kampung Baru. Kampung ini tidak lagi ditinggali oleh orang Cina karena setelah Indonesia merdeka penduduk Cina pindah ke daerah lain dan kampung ini diambilalih oleh pemerintah. Sebelum pengambilalihan ini, ketika Kolonial Belanda masih menguasai Batusangkar, Etnis Cina membeli tanah di daerah Kampung Baru ini kepada Belanda.
Setelah kemerdekaan, Kampung Baru dijadikan asrama tentara dan didirikan gedung-gedung sekolah. Selain itu, masih ada bekas rumah orang Cina dan kuburannya di wilayah ini. Kepindahan orang Cina ini disebabkan karena Batusangkar tidak terlalu berkembang dari segi perdagangan, karena letak Batusangkar sendiri tidak pada jalur lintas seperti Bukittinggi dan Payakumbuh. 
Download Full Proposal TESIS File Type Pdf
http://www.4shared.com/rar/GfI9dry5ba/14_Plod.html

PROPOSAL PENELITIAN PEMANFAATAN TIK VIDEOCONFERENCE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS 8 SMP MASEHI KOTA PEKALONGAN OLEH ENDANG SETYO PALUPI

Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat vital dan fundamental karena pendidikan memiliki peran yang amat penting dalam menentukan aspek–aspek kehidupan lainnya. Oleh karena itu, pengelolaan pendidikan perlu memperoleh prioritas dan perhatian yang serius oleh segenap pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan, dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata .Hal ini ditegaskan oleh Presiden dalam amanahnya yang disampaikan pada pembukaan Konferensi Nasional Revitalisasi Pendidikan yang diselenggaran pada tanggal 6- 9Agustus 2006.Sejalan dengan Presiden, Wakil Presiden pada acara yang sama juga Menegaskan bahwa disamping penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, professional,dan berdaya saing tinggi, pendidikan juga memiliki kontribusi positif terhadap kondisi ekonomi suatu negara.Artinya, jika pendidikan suatu negara maju, maju pulalah perekonomiannya. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan pengelolaan pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

Diantara upaya peningkatan pengelolaan pendidikan adalah melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi/TIK (Informationand Communication Technology).

Salah satu tantangan pendidikan dewasa ini adalah membangun keterampilan abad 21, diantaranya adalah keterampilan melek teknologi informasi dan komunikasi, keterampilan beprikir kritis dan sistemik, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan berkomunikasi efektif dan keterampilan berkolaborasi. Keterampilan tersebut itulah yang menurut PBB merupakan ciri dari masayarakat era global saat ini, yaitu masyarakat berpengetahuan (knowledge-based scoiety).

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK), memiliki potensi yang sangat besar sebagai sarana atau alat untuk membangun keterampilan tersebut dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern, guru dituntut untuk mampu mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran.Tantangan pendidikan abad 21, menurut PBB adalah membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society) yang memiliki (1) keterampilan melek TIK dan media (ICT and media literacy skills), (2) keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills), (3) keterampilan memecahkan masalah (problem-solving skills), (4) keterampilan berkomunikasi efektif (effective communication skills); dan (5) keterampilan bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills). Keempat karakteristik masyarakat abad 21 menurut PBB tersebut dapat dibangun melalui pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, sesungguhnya peran TIK adalah sebagai “enabler” atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan. Jadi, TIK dijadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

Pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan, termasuk pendidikan bahasa , merupakan Respons positif terhadap perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi pada abad millennium ketiga. Oleh karena itu, penggunaan TIK dalam menunjang pembelajaran bahasa merupakan suatu keharusan, bukan hanya untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran, tetapi yang lebih penting adalah untuk meningkatkan penguasaan TIK baik bagi guru mau pun siswa sebagai bekal hidup di era teknologi yang terus berubah dan berkembang. Dalam konteks pembelajaran bahasa, pemanfaatan dan pemberdayaan media TIK, termasuk teknologi multimedia, dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, yang diharapkan dapat memberikan kepuasan public dengan memberikan layanan yang prima dengan hasil sesuai dengan Standar dan tujuan yang diharapkan.Jika pada masa lalu ada anggapa bahwapembelajaran bahasa tidak terlalu perlu menggunakan media TIK, pada era saat ini penggunaan media TIK merupakan suatu keharusan Hal ini terkait dengan meningkatnya peran dan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi di era teknologi. Dalam thesis ini dibahas beberapa hal terkait dengan pemanfaatan TIK video conference dalam pembelajaran bahasa inggris disekolah, mulai dari pengertian TIK, keterkaitan TIK dalam metode pembelajaran bahasa, ketersediaan media TIK disekolah, bentuk pemanfaatan TIK video conference.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara umum diartikan sebagai teknologi yang Memiliki fungsi penunjang proses penyampaian informasi dan komunikasi. dalam eraglobal, penyampaian informasi dan komunikasi tidak harus dilakukan secara langsung dengan mempertemukan antara pengirim pesan dan penerima pesan. Dengan berkembangnya TIK, para pengirim dan penerima pesan dapat berkomunikasi dan berinteraksi melalui telepon, melalui internet, email, satelit, televisi, video conference,dan sebagainya.Hal ini juga berlaku dalam pembelajaran bahasa;dalam hal ini pada mata diklat bahasa inggris melalui video conference siswa dapat berinteraksi langsung dengan tutor (native English speaker ) sebagai media praktek berkomunikasi langsung bersama pengguna asli bahasa ( native English speaker) .

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah pada saat ini menganut belajar tuntas dengan menggunakan standar TOEIC ( Test of English for international communication).Hingga saat ini mata pelajaran bahasa inggris yang diterima anak anak sekolah dipandang belum mampu mencapai hasil belajar yang baik. Padahal kebanyakan orang tua sadar betapa pentingnya bahasa inggris untuk masa depan putra putrid mereka (buchori,2000:59). Permasalahan masih rendahnya hasil belajar pada mata diklat bahasa inggris dipengaruhi beberapa faktor, antara lain prasarana ,guru,siswa dan pola pembelajaran. Hingga saat ini sebagian guru menggunakan pola pembelajaran konvensional yang hasilnya kurang dari 10 % . pembelajaran dengan pola konvensional dalam pelaksanaanya siswa diminta memperhatikan bacaan guru dari suatu bacaan atau teks dan siswa menirukan kemudian guru menterjemahkan teks atau bacaan dan siswa diberikan tugas untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang berberkenaan dengan teks. Siswa tidak mampu mencapai tingkat psikomotorik tetapi hanya sampai pada tingkatan kognitif. Melihat kenyataan tersebut guru perlu mengadakan berbagai upaya dan mencoba berbagai pola pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak bosan dan jenuh mengikuti mata diklat bahasa inggris, guru perlu mengedepankan proses belajar mengajar dengan pola pembelajaran yang dapat menarik minat dan motivasi siswa berbagai pihak sering kali menganggap bahwa mengajarkan tata bahasa(grammar )merupakan pemborosan waktu (waste of time ) dan bahkan membosankan (boring).

Ditilik dari sejarah perkembangan pembelajaran bahasa, telah terjadi berbagai upaya untuk mewujudkan metode pembelajaran yang lebih baik. Upaya Mencari metode pembelajaran yang lebih baik selalu didasari atas kritik terhadap kekurangan metode pembelajaran yang telah ada sebelumnya. Sebagai contoh, Grammar Translation Method yang menekankan pada pengajaran membaca, tatabahasa, dan kosakata dianggap kurang efektif dalam membekali siswa dengan kemampuan komunikatif .Dengan dasar kritik inilah maka muncullah metode pembelajaran bahasa yang lainnya seperti Direct Method, yang menekankan pada menggunakan bahasa yang dipelajari dalam berkomunikasi. Dierct Method juga akhirnya menuai kritik, dan lahirlah Audio–Lingual Method, The Silentway, Suggestopedia, Community Language ,Communicative Approach ,hingga Total Physica lResponse. Kehadiran Total Physical Response pun menuai kritik, dan sejalan dengan perkembangan TIK muncullah gagasan untuk mengembangkan Computer–Assisted Languag eLearning(CALL)–Multimedia.

Memperhatikan dampak positif berbagai kajian tentang pemanfaatan TIK dalam menunjang pembelajaran disekolah, tidak berlebihan jika disekolah–sekolah ditanah air juga memiliki prospek masa depan yang memungkinkan untuk mengaplikasikan TIK dalam menunjang pembelajaran.

Penggunaan TIK video conference mempunyai kekuatan kekuatan untuk mendorong dan meningkatkan motivasi ,memberikan peluang pada siswa untuk melihat mendengar dan berinteraksi langung dengan pengguna asli bahasa( native English speaker) diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar mata diklat bahasa inggris. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 8 yang sudah dibekali dengan materi pola pola kalimat dan ketrampilan bahasa pada tingkat sebelumnya 
Download Full Proposal TESIS File Type Doc
http://www.4shared.com/rar/GfI9dry5ba/14_Plod.html

THE CONCEPT OF ISLAMIC EDUCATION BASED ON IBN KHALDUN’S THOUGHT : A STUDY OF ISLAMIC SOCIETAL ELEMENTS

ABSTRACT

Ibn Khaldun was not only known as a philosopher but also as a sociologist and his contributions are still highly regarded until today. He was considered as an authority in empowering knowledge of Islamic teachings during his lifetime.

Ibn Khaldun was very keen in the study of the society. He had formulated the methodologies of knowledge as foundations to today’s history writing. He had summarized all his ideas about the society in his book called : al-Muqaddimah. He had also succeeded in developing educational theories in the same book.

This research is based on the discussion of the Islamic Educational Concept and elements of the community which is founded upon Ibn Khaldun ideas. Therefore, the aim of this study is to find out the Islamic Educational Concept in accordance with Ibn Khaldun’s thought which could be implemented in today’s community without eliminating the main social elements that are based on his thought. Attention is also given to the aspects of the community such as: historical aspect, culture, environment and civilization.

This study uses the historical approach namely through conducting research in order to solve the actual problems and analyzes those problems objectively. This research is a qualitative research which is based on the textual and contextual aspects, namely focus on library research. The collected data from this study is analyzed using content analysis approach.

Ibn Khaldun had suggested that an esteemed and distinguished education should pay attention to the elements of the community in the process of teaching and learning; that is, man as part of the community who desires development and changes, and the community that is always faced with differences amongst themselves; as all of these elements would become the catalyst in the educational world.

Ibn Khaldun’s fame in the educational world and specifically in Islamic education should be used as an example that should be followed by those who want to develop their knowledge parameters. Furthermore he is also admired and deemed as one of the pioneers who laid down the foundations on the knowledge of social science.
Download Full TESIS File Type PDF
http://www.4shared.com/rar/GfI9dry5ba/14_Plod.html

VARIASI FONOLOGIS BAHASA ARAB LISAN DIALEK MESIR DAN SAUDI ARABIA

Drs. Kholisin, M.Hum

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk-bentuk variasi fonologis bahasa Arab lisan dialek Mesir dan Saudi Arabia yang berupa penggantian bunyi, penambahan bunyi, pelesapan bunyi, dan metatesis. Korpus data dalam penelitian ini berupa kata-kata dalam tuturan bahasa Arab dialek Mesir dan Saudi Arabia yang secara fonologis berbeda dengan bahasa baku. Sumber data penelitian ini adalah bahasa Arab lisan yang dituturkan oleh penutur asli bahasa Arab dari Mesir dan Saudi Arabia yang terekam dalam CD interaktif pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa amiyah dialek Mesir dan Saudi Arabia mempunyai banyak variasi fonologis yang berbeda dengan bahasa fusha. Variasi fonologis itu berupa (a) penggantian bunyi, (b) penambahan bunyi, (c) pelesapan bunyi, dan (d) metatesis (penukaran tempat). Penggantian bunyi dalam Bahasa Arab dialek Mesir (BADM) meliputi penggantian konsonan dengan konsonan dan vokal dengan vokal. Penambahan bunyi meliputi penambahan bunyi di awal kata, di tengah, dan di akhir. Pelesapan bunyi ada yang di awal kata, di tengah dan di akhir. Metatesis jarang terjadi dalam BADM. Penggantian bunyi dalam Bahasa Arab Dialek Saudi (BADS) meliputi penggantian konsonan dengan konsonan dan vokal dengan vokal. Penambahan bunyi hanya ada di awal dan di akhir kata, sedangkan penambahan di tengah kata tidak ditemukan. Pelesapan bunyi meliputi pelesapan bunyi di awal, di tengah, dan di akhir kata. Dalam BADS tidak ditemukan variasi fonologis yang berupa metatesis. Secara umum BADM lebih kaya variasi daripada BADS, baik dalam penggantian bunyi, pelesapan, maupun metatesis.

Dosen Jurusan Sastra Arab Fak. Sastra Universitas Negeri Malang, HP 08155510335, email: Kholisin_fsum@yahoo.coid
 Download Full TESIS File Type DOC:
 http://www.4shared.com/rar/GfI9dry5ba/14_Plod.html

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BARRU

sentral edukasi

ABSTRAK

Penyusun: SUDARMI, Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut (Kappapycus alvarezii) Berkelanjutan Di Kabupaten Barru (di bimbing oleh Dr. Ir. Asbar, M.Si. dan Dr. Ir. Rustam, M.Si.).

Penelitian bertujuan (1) Menganalisis faktor-faktor utama yang berpengaruh dan besarnya konstribusi faktor-faktor tersebut terhadap pengembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Barru.(2). Menentukan strategi kebijakan pengembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Barru.

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Barru. Metode penelitian adalah observasi, interview, participatory rapid appraisal, fokus group discussion,. Analisis SWOT dan A’WOT

Hasil penelitian: Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha budidaya rumput laut berkelanjutan di Kabupaten Barru adalah : (a) Kualitas perairan yang masih layak untuk kegiatan budidaya rumputlaut, (b) Potensi Perairan Lepas Pantai masih cukup besar untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut, (c) Metoda budidaya rumput laut yang cukup sederhana, (4) Budidaya rumput laut dapat dilakukan pada skala usaha kecil, (5) Tinnginya minat masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya rumput laut, (6) Permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap komoditas rumput laut, dan (7) Perhatian pemerintah terhadap pengelolaan perikanan cukup besar.

Dengan menggunakan analisis A’WOT dalam merumuskan strategi pengembangan usaha budidaya rumput laut yang berkelanjutan di kabupaten Barru, alternatif strategi yang menjadi prioritas adalah : Penataan ruang/zonasi wilayah pesisir dan laut, bobot 0,03455. Peningkatan bintek budidaya (pemilihan bibit, pemeliharaan, pascapanen dan manejemen usaha, bobot 0,1936.

Penerapan metoda long line dan rakit apung di perairan lepas pantai, bobot 0,1007. Peningkatan peran masyarakat dalam pengembangan rumput laut dan membentuk kemitraan antara pembudidaya dan pengusaha dengan bobot nilai 0,0826. Pengutan modal dan pembentukan Kelompok Usaha Bersama , bobot nilai 0,0752.
Download Full SKRIPSI File Type DOC:
http://www.4shared.com/rar/GfI9dry5ba/14_Plod.html

TESIS Pembelajaran Matematika Realistik untuk Materi Pokok Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 1 Pallangga



ABSTRAK
 
Judul Tesis : Pembelajaran Matematika Realistik untuk Materi Pokok Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 1 Pallangga
Penulis : Mukhlis
N I M : 02715260
Pembimbing I : Prof. R. Soedjadi
Pembimbing II : I Ketut Budayasa, Ph.D

Keabstrakan objek matematika dan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat, menjadi faktor penyebab sulitnya belajar matematika bagi para siswa. Mereka merasa apa yang dipelajarinya kurang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka merasa “dipaksa” untuk mempelajari sesuatu yang berada di luar jangkauan daya pikirnya. Pada pembelajaran matematika di sekolah, sebagian besar guru masih mendominasi proses mengajar belajar dengan menerapkan pendekatan pembelajaran konvensional dan metode ceramah sebagai metode utama. Pada umumnya guru memulai pembelajaran, langsung pada pemaparan materi (definisi dan teorema), kemudian pemberian contoh soal dan selanjutnya mengevaluasi siswa melalui latihan soal. Dalam hal ini, siswa menerima pelajaran matematika secara pasif dan bahkan hanya menghafal rumus-rumus tanpa memahami makna dan manfaat dari apa yang dipelajarinya. Akibatnya, prestasi belajar matematika di Indonesia masih relatif rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Oleh karena itu, perlu dipikirkan cara penyajian atau suasana pembelajaran matematika yang memungkinkan anak mudah memahami dan merasa senang belajar matematika. Pembelajaran matematika khususnya di jenjang pendidikan dasar harus dikaitkan dengan pengalaman kehidupan nyata siswa sehingga apa yang dipelajarinya menjadi bermakna dan dirasakan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang mengaitkan pengalaman kehidupan nyata siswa dengan pembelajaran matematika adalah Pembelajaran Matematika Realistik. Hal ini memberi inspirasi bagi penulis untuk menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik untuk materi pokok Perbandingan di SMP kelas VII.

Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran matematika realistik yang baik/valid untuk materi pokok Perbandingan di SMP kelas VII; (2) Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika realistik dalam mengajarkan materi pokok Perbandingan dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan; dan (3) Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika konvensional untuk materi pokok Perbandingan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang diawali dengan penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan yang dimaksud adalah penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran matematika realistik untuk materi pokok Perbandingan di SMP kelas VII.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pallangga Tahun Pelajaran 2004/2005.

Proses pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Thiagarajan, Semmel & Semmel yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate). Namun dalam penelitian ini, tahapan pengembangan hanya sampai pada tahap pengembangan (develop). Hasil pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah Rencana Pembelajaran (RP), Buku Guru, Buku Siswa, LKS dan Tes Hasil Belajar.

Ketercapaian keefektifan pembelajaran matematika realistik didasarkan pada: (1) Ketuntasan belajar; (2) Kemampuan guru mengelola pembelajaran; (3) Aktivitas siswa; dan (4) Respon siswa terhadap pembelajaran. Jika paling sedikit tiga aspek dari empat aspek tersebut terpenuhi, dengan syarat aspek ketuntasan belajar dipenuhi maka pembelajaran tersebut dinyatakan efektif.

Pada penelitian ini digunakan analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika realistik dalam mengajarkan materi pokok Perbandingan dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika koknvensional untuk materi pokok Perbandingan.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa pembelajaran matematika realistik efektif untuk mengajarkan materi pokok Perbandingan. Syarat-syarat keefektifan pembelajaran matematika realistik telah terpenuhi, yaitu antara lain: (1) Ketuntasan belajar secara klasikal: tuntas, yaitu sebanyak 87,8% siswa memperoleh skor ≥ 65% dari skor total hasil tes; (2) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran: efektif; (3) Aktivitas Siswa: Efektif; dan (4) Respon siswa: positif. Berdasarkan analisis inferensial diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika realistik lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran matematika konvensional untuk materi pokok perbandingan di kelas VII SMP Negeri 1 Pallangga.
 
Download TESIS : Pembelajaran Matematika Realistik untuk Materi Pokok Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 1 Pallangga 
 
data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wBDAAkGBwgHBgkIBwgKCgkLDRYPDQwMDRsUFRAWIB0iIiAdHx8kKDQsJCYxJx8fLT0tMTU3Ojo6Iys/RD84QzQ5Ojf/2wBDAQoKCg0MDRoPDxo3JR8lNzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzc3Nzf/wAARCAAUAFADASIAAhEBAxEB/8QAGwABAAICAwAAAAAAAAAAAAAAAAMHAQQCBQb/xAAsEAACAQMCAwgDAAMAAAAAAAABAgMABBEFIQYSMRMUUVJhcZHRIjKBFUGh/8QAGQEAAwEBAQAAAAAAAAAAAAAAAAIFBAMB/8QAJhEAAQMDAgYDAQAAAAAAAAAAAQACEQMFIQQSIjFRkeHwYXHxFf/aAAwDAQACEQMRAD8A2Nd4um1zi7snuTDotpKypFnCzMuRzP4gnoDtjFWJpWjWt/p1vdiU4mQN+Krj+bVUmmaUtrrNxaapFIUtpmSVVPKx36g+2/rV26JJp8GiwCxnBs4I+UM7bqB5vWrtyDaTGNo+P0qdp9SKlZ7HEYXhE1K3lue7wNFJKWKqigFmPtUxncXa2hgIuWGREY/yI8cY6etaCLpFhxLbXenx3Hd4ZS7yO3MX69Btgb1sR3tmln/jRJctEbeWI3bJ+al2DYAz+u2MZ/3TuZy2tMR7+c1ibc2ZDnDB6/Xs8sKY3DCQxmDDiQRcvZ785GQvTrjesC6zE0oizGqszME2AU4Y9OgOxrlbazbW00hEckoigiFs7jdpY1Kh28Nm/wCUn1uCO6nmsUdUNuEjjZdizSc8gPockUm18xtTf06MTvCjmvkgjMkypGgIBZlAAJGQP6N/aszXYgto7meMRwSfpK6YVv7io9XuNM1O3uoA00EbTRSxDsubZIuTlO9c5r3Tp5bqWY3DrfNB2sBT8YRGQTjffpgdNjTBuBLT7HnsvDcqcnjHf78d5UiTPJcG3S3LThA5iEf5BT0OMdK6HTOKbrhvjJrdpXbSbiVUmtnyBAzYBZQf1wdyOmCa7261Sxv5JpphcW809rJbOwHOQC4ZTkY6bjHtXlOKIW13WLSKzSQvJ2VrGz/vJgAczevU+wrrp6YeS2q3BGfj5XRtwY5wDHTJVi8e6PaGym1iMNFeRJgshGJAOgYEb+/X1qubfVblrcrlQr4LKMgHHiM0pS2/i04nKn3tjRVDgMlZ79J5U+D9079J5U+D90pW6AoO0dE79J5U+D9079J5U+D90pRARtHRO/SeVPg/dO/SeVPg/dKUQEbR0Uc+ozRxllWPI8QfurG4A0e0NlDrMoaW9kTCs5GIgeoUY2z49fWlKxXAkacwrtjpsNUmMhf/2Q==