Load more

Metode Pengembangan dan Pelaksanaan Kegiatan Dakwah

www.sentraledukasi.com

Pengembangan/Pelaksanaan Kegiatan Dakwah

Peningkatan dan penyempurnaan terhadap proses dakwah dilakukan setelah diadakan penelitian dan penilaian terhadap jalannya proses dakwah secara menyeluruh setelah suatu proses usaha selesai. Artinya, apabila dalam contoh yang lalu rencana dakwah ditetapkan untuk jangka waktu lima tahun, maka pada jangka waktu tersebut, pimpinan dakwah perlu mengadakan penelitian dan penilaian secara menyeluruh terhadap jalannya proses dakwah. Melalui penelitian dan penilaian itu dapatlah dketahui kelemahan-kelemahan yang ada, penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi dan yang lebih penting lagi adalah diketahui faktor-faktor yang menjadi sebab terjadinya kelemahan dan penyimpangan tersebut.

Dengan data yang diperoleh, pimpinan dakwah dapat mengadakan penyempurnaan. Sehingga untuk proses dakwah pada tahapan berikutnya, tidak akan terulang lagi timbulnya kelemahan dan penyimpangan sebagaimana telah dialami oleh proses dakwah yang baru saja selesasi. Dengan begitu, maka proses dakwah semakin lama semakin maju dan sempurna.

Atas dasar inilah maka penilaian itu harus ditujukan pada fungsi-fungsi manajemen lainnya. Ia harus menjawab mengapa rencana yang telah ditetapkan tidak dapat dilaksanakan; mengapa organisasi yang telah disusun tidak dapat menjamin tercapainya tujuan; mengapa para pelaksana tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik, dan sebagainya.

Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan itu, dapatlah dilakukan perbaikan-perbaikan, perubahan-perubahan ke arah penyempurnaan dalam arti menyeluruh.

Suatu hal yang sangat ideal adalah bilamana dalam setiap perencanaan untuk setiap tahapan atau jangka waktu tertentu terlihat adanya peningkatan dan penyempurnaan, melebihi waktu-waktu yang sudah. [1]

Hal tersebut sangat penting menjadi fokus perhatian sebab kondisi masyarakat yang menjadi obyek dakwah mengalami perubahan, akibat karena era globalisasi, informasi, dan kemauan teknologi.

Menurut Tholhah Hasan bahwa, Kenyataan perubahan social yang terjadi dewasa ini, lain sifatnya dengan perubahan social yang pernah terjadi dalam masyarakat yang selama ini. Ciri yang menonjol dari perubahan yang terjadi adalah pengaruh yang kuat, cepat dan radikal oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, diawali oleh penemuan-penemuan baru (discovery) dalam Iptek, dilanjutkan dengan perekayasaan berbagai macam bidang Iptek (invention), seperti computer, biotek, teknologi angkasa luar, dan lain-lain. Kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah pengembangan dan pengunggulan (innovation). Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi penggerak perubahan hampir dalam semua sector kehidupan, dari yang bersifat fisikal, seperti konstruksi, transportasi, mekanik dan lain-lain sebagainya, sampai yang bersifat mental seperti orientasi, paradigma, etika dan agama.[2]

Terhadap masalah yang dihadapi, yang berkembang di masyarakat, akibat makin majunya suatu masyarakat, semakin beraneka problema yang dihadapi dan dipersoalkan. Oleh karena demkian, menurut Syafaat Habib bahwa dinamika pengembangan dan penelitian perlu terus ditingkatkan, dengan cara:

a. Mencatat dalam tebel secara kronologis dan historis semua jenis persoalan yang pernah dihadapi dengan segala jawaban yang diberikan dan reaksi-reaksi penerima. Dari sana biasa diketemukan cara baru untuk dikembangkan.

b. Perlu selalu dicara jalan untuk menemukan pengembangan dakwah yang lebih cepat yang lebih praktis, baik dalam penyampaian, materi, cara dan lain sebagainya.

c. Perlu juga cara klasifikasi masalah yang dihadapi dan cara pemecahannya. Klasifikasi ini akan membantu menemukan cara yang lebih baik bagi system yang akan dilakukan di kemudian hari. Misalnya mengadakan pengelompokkan masalah ubudiyah, masalah ijtima-iyah, masalah remaja dan lain sebagainya.

d. Mecari keluhan-keluhan masyarakat yang bisa dicarikan pemecahannya melalui ajaran dakwah, agar manusia dapat mengatasi keluhan diri tersebut.

e. Menemukan situasi-situasi yang abnormal dalam masyarakat, kemudian mencari pemesahannya melalui dakwah. Jika perlu mengadakan penelitian terhadap background keadaan yang tidak normal itu, apakah yan menjadi penyebabnya, misalnya bagaimana dakwah menghadapi masalah kenakalan remaja, mengahadapi issue “abortus yang berkembang dalam masyarakat”, menghadapi “keluarga berencana sebagai keharusan warga Negara dan lain-lain sebagainya.

f. Mengadakan analisa secara kualitatif dan kuantitatif, untuk menemukan jawaban apakah sebenarnya problema tertentu yang berkembang dalam masyarakat itu. Dengan analisa yang tepat maka dakwah harus menemukan jawaban terhadap problem yang mungkin oleh masyarakat sendiri masih tanda tanya besar. Misalnya soal “rente bank”.

g. Apabila terjadi suatu kejadian, yang oleh umum dianggap benar, padahal menurut pandangan dakwah perlu ada koreksi, maka perlu dipertanyakan dulu, mengapa hal itu perlu terjadi dalam masyarakat umum, misalnya terjadinya perjudian, “berkembangnya budaya minuman keras”, dan system-sistem lain masyarakat modern.

h. Seringkali diperlukan penentuan bagaimanakah dan mengapa dakwah harus dikembangkan dalam masyarakat. Hal ini untuk memperbaiki segi fungsional dakwah itu sendiri dalam masyarakat manusia.

i. Persoalan timing dakwah itu dilancarkan dalam suatu kelomp[ok masyarakat, juga memerluka ketepatan, baik dalam prioritas isi, cara, alat yang dipergunakan maupun penampilan penda’wah sendiri. Sehingga akan menentukan kegunaan dakwah itu. Maka harus dicari jawaban atas “kapan dakwah harus diberikan”. Perlu diketemukan daerah yang operatif untuk dakwah tertentu dan dakwah yang tidak operatif. Timing perlu untuk dakwah di daerah yang baru mengenal dakwah, para masayrakat yang terasing, pada kaum intelektual yang masih baru mempertanyakan perlunya agama bagi manusia, dan lain sebagainya.

j. Penentuan diamanakah suatu topik atau subyek dapat diberikan atau tidak dapat diberikan.

k. Penelitian mengenai cara yang pernah dipakai, apakah masih cocok atau tidak, ataukah sama sekali salah menurut cara yang lebih baru. System dan cara serta metode adalah sangat menentukan dalam keberhasilan dakwah. Oleh sebab itu masalah bagaimanakah dakwah itu harus diterapkan dalam masyarakat perlu kecermatan situasional, substansial dan orientasi.

l. Konsepsional perlu pula mendapatkan perhatian, apakah tepat untuk disampaikan kepada suatu objek dakwah atau tidak. Sebab kesalahan dalam hal ini, mungkin malahan akan menjadikan dakwah menjadi tidak popular dikalangan orang banyak atau dimusuhi oleh umum. “image” masyarakat perlu dibentuk.

m. Pembetulan atau adjustment dan re-adjustment harus selalu diadakan. Ini memerlukan pengamatan yang terus menerus. Terutama oleh organisasi dan manajemen dakwah.

n. Perlu mempertimbangkan seluruh kekuatan masyrakat dalam hal kekuatan fisik maupun kekuatan kejiwaan mereka dalam kemampuan mereka menerima dan mendukung serta menjadi landasan mengembangkan dakwah untuk selanjutnya. Sebab setiap kekuatan tentu ada efeknya.

o. Dakwah perlu terus meningkatkan kemampuan dalam penelitian dan pengembangannya dalam mengadakan study kemasyarakatan, termasuk seluruh kekuatan yang membantu dan yang menghambat keberhasilan dakwah masyarakat. Perlu study pula terhadap seluruh factor yang membatasi gerak kemasyarakatan, karena pembatas masyarakat ini adalah “norma”, sedang dakwah ditinjau dari segi kehidupan masyarakat juga merupakan norma, termasuk study menganai tradisi, norma hokum yang berlaku, budaya masyarakat, permintaan dan keluham-keluhannya.

p. Sebagai organisasi pembentuk masyarakat, maka dakwah adalah usaha besar kemayarakatan yang mempunyai banyak aspek, oleh sebab itu selalu diperlukan brainstorming atau pengarahan otak para pendukungnya, yang berfokus pada kekuatan organisasi dan manajemen dakwah.

q. Satu hal tidak boleh dilupakan dalam pengembangan dakwah juga msalah chek dan recheck atau mencek dan mencek kembali kekuatan dan unsur yang menyangga dakwah dalam masyarakat, agar dakwah selalu up-to-date, mendapat sambutan dan dukungan hangat para peminatnya dan hidup terus dalam perkembangan masyarakat, dalam arena yang bagaimanapun juga bentuknya dan majunya.[3]

Keadaan ini sudah tentu merupakan tugas dari sistem dakwah secara umum, seluruh aspek transmisi dan aspek keturunan serta linkungan hidup harus mampu dipergunakan oleh dakwah, sebagai sarana penting yang menjadikan dakwah perperan penting. Manusia, disadari perlu pengaruh baik seperti yang dimiliki dakwah dalam dirinya, manusia perlu ide-ide yang baik, keterampilan yang berguna, kebiasaan yang terpuji, sikap dan tingkah laku yang bijaksana, kepentingan yang terarah dan lain-lain dasar-dasar nilai kemanusiaan yang luhur. Oleh sbab itu dakwah harus menyusup kedalam semua kegiatan sosial dan teknik manusia dalam dinamika hidup. Pengetahuan dakwah harus tersebar dalam sendi sendi kehidupan manusia, akan lebih efektif sampainya tujuan apabila disertai organisasi dan manajemen yang baik.

Seluruh lingkungan kehidupan sebaiknya dipengaruhi oleh dakwah, apabila dakwah bisa berperan dalam masyarakat secara sempurna, baik lingkungan tersebut adalah lingkungan fisik, biologis, psychologis, maupun kultural mereka.[4]

[1] Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam (Jakarta: Bululan Bintang; 1976), h.150

[2]M. Tholhah Hasan, Prospek Islam dalam Menhadapi Tantangan Zaman, (Cet. IV; Jakarta: Lantabora Press, 2003), h.149

[3] M.Syafaat Habib, op.cit, h.222-224

[4] Ibid, h.209

0 komentar:

Post a Comment